Jumat, 17 Februari 2012

Janganlah kuatir akan hidupmu


“...carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan detambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)
Apakah hasil seseorang yang mengejar harta di bumi atau mengumpulkan di bumi? Kekuatiran! Keekurangan harta menyebabkan kekuatiran sehingga harta terus menerus dicari dan dikejar. Harta yang berlimpah-limpah yang dikumpulkan di bumi juga menyebabkan kekuatiran, takut hilang dicuri orang dan lain-lain.
Karena itu Matius 6:32 mengatakan bahwa harta adalah salah satu yang dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dengan penuh kekawatiran. Siapakah diantara kita yang tidak memiliki kekuatiran? Asal seseorang masih hidup di muka bumi, ia pasti memiliki kekuatiran. Hanya satu yang tidak pernah kuatir yaitu Allah. Pernahkah kita mendengar bahwa Allah kuatir? Tidak pernah. Meskipun Allah memiliki banyak pekerjaan tetapi Ia tidak mempunyai kekuatiran. Kalau bersandar penuh pada Allah, kita bisa tidak kuatir malahan kita mendaapatkan penghiburan dan ketenangan walaupun banyak hal yang harusnya dikuatirkan.
Tuhan mengetahui bahwa manusia penuh kekuatiran. Tetapi mengapa Ia mengatakan, “Janganlah kuatir akan hidupmu, ...” (Matius 6:25) ? bukannya perintah ini mustahil untuk dilakukan? Kalau bagi Allah tidak ada yang mustahil! Kekuatiran tidak bisa menambah sejengkal hidup kita. Bahkan seringkali kita kuatir akan hari esok, padahal kita hidup untuk hari ini.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Hari esok memiliki kesusahanya sendiri. Kita harus belajar melalui burung-burung di langit yang tidak pernah menanam dan menyiram tetapi anehnya selalu terpelihara dengan baik. Kita justru lebih berharga dari burung-burung itu, maka percayalah, Allah pasti akan memperhatikan keperluan hidup dan tubuh kita.
Menurut ayat di atas, kalau kita mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya terlebih dulu, tidak hanya Kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya akan diberikan kepada kita, tetapi semua keperluan kita juga akan ditambahkan kepada kita!
Jadi kita perlu mengenal bahwa keperluan kita itu hanya tambahan saja, yang utama adalah Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Realitas kerajaan Allah hari ini adalah Gereja, sedangkan kebenaran-Nya ialah Firman-Nya.
Berlatihlah demikian sejak masa mudamu. Mencari Kerajaan Allah dan tidak hidup dalam kekuatiran! Amin.
Saat ada masalah apapun, jangan menanggungnya sendiri sehingga menyebabkan kekuatiran. Datanglah kepada Tuhan terlebih dahulu dan berdoalah, untuk “melemparkan” beban berat masalah itu kepada-Nya. Lalu, utamakanlah menikmati Tuhan lewat Firman-Nya, utamakanlah pelayanan, maka segala keperluan jasmani kita akan dicukupi.

Rabu, 15 Februari 2012

Hidup Bergaul dengan Allah


“... Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, ...” (Kisah Para Rasul 9:42)
Ciri-ciri hidup Henokh ialah hidup bergaul dengan Allah (Kej 5:22). Kita tidak diberitahu bahwa dia bekerja bagi Allah atau melakukan hal-hal yang besar bagi Alah, tetapi dia hidup bergaul dengan Allah. Hal ini sangat berarti. Untuk hudup bergaul dengan seseorang, anda harus menyukainya. Jika saya tidak menyukai anda, saya tidak akan bergaul dengan anda.
Fakta Henokh hidup bergaul dengan Allah membuktikan bahwa ia mencintai Allah. Ia senang hidup di hadirat Allah. Tuhan Yesus mencela Gereja di Efesus karena mereka banyak bekerja bagi Allah, namun telah meninggalkan kasih yang semula (Wahyu 2:2-4). Tuhan tidak ingin melihat begitu banyak pekerjaan baik. Ia hanya ingin melihat kasih kita kepada-Nya.
Henokh hidup bergaul dengan Allah. Jika kita membaca Kejadian 5:21-24 dengan teliti, kita akan melihat bahwa henokh mulai hidup bergaul dengan Allah pada usia 65 tahun dan terus bergaul dengan-Nya selama 300 tahun. Henokh diangkat berdasarkan hidup bergaul dengan Allah selama 300 tahun. Henokh memberi kita teladan yang sangat baik, satu kehidupan yang bergaul dengan Allah.
Nuh mengikuti langkah-langkah Henokh, juga hidup bergaul dengan Allah (Kejadian 6:9). Sesungguhnya ia telah hidup bergaul dengan Allah lebih dari 300 tahun. Karena Nuh hidup bergaul dengan Allah, maka Allah menunjukkan kepadanya suatu visi mengenai apa yang ingin Ia lakukan dalam zaman itu. Nuh menerima visi bahtera, guna menyelamatkan 8 orang dari suku bangsa yang telah jatuh. Seperti Nuh, kita tidak boleh berbuatmenurut konsepsi kita. Apa yang kita lakukan harus menurut visi yang kita terima sewaktu kita bergaul dengan Tuhan.
Dalam pergaulan kita sehari-hari dengan Tuhan, kita pasti mengerti maksud hati, pikiran dan kehendak-Nya. Demikian kita akan bekerja dan melayani menurut maksud hati Allah, bukan menurut pikiran kita sendiri. Nuh menikmati Allah dengan jalan hidup bergaul dengan-Nya.
Semoga kita yang muda bukan hanya menjadi orang yang berseru nama Tuhan, terlebih memiliki kehidupan yang bergaul dengan Allah. Pastikan hidupmu adalah orang muda yang sedemikian bergaul dengan Allah.
Terkadang dalam berteman kita sering pilih-pilih. Hanya yang disukai yang diajak berteman. Namun terhadap Allah, kita tidak bisa pilih-pilih, harus berteman dan bukan hanya sekedar berteman, tapi hidup bergaul dengan Allah. Cobalah di sekolahmu kamu banyak menyeru nama Tuhan. Di rumah berlatih berdoa membaca Firman. Amin